Apa itu Hijrah?

Kata hijrah berasal dari Bahasa Arab, yang berarti meninggalkan, menjauhkan dari dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah hijrah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw bersama para sahabat beliau dari Mekah ke Madinah, dengan tujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah, berupa akidah dan syari’at Islam.

firman Allah...
Dan orang -orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang mujairin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (ni;mat) yang mulia. (Qs. Al-An’fal, 8:74

Nilai-nilai Hijrah

1. Bahwa hijrah harus dilakuakn atas dasar niat karena Allah dan tujuan mengarah rahamt dan
   keridhaan Allah.

2. Bahwa  orang-oerang  beriman yang berhijrah dan berjihad dengan motivasi karena Allah dan tujuan
   untuk meraih rahmat dan keridhaan Allah, mereka itulah adalah mu’min sejati yang akan memperoleh
   pengampunan Allah, memperoleh  keebrkahan rizki (ni’mat) yang mulai, dan kemenangan di sisi Allah.

3. Bahwa hijrah dan jihad dapat dilakukan dengan mengorbankan apa yang kita  miliki, termasuk  harta
   benda, bahkan jiwa.

4. Ketiga   ayat  tersebut  menyebut  tiga  prinsip  hidup, yaitu  iman,  hijrah dan jihad. Iman bermakna
   keyakinan, hijtah bermakna perubahan dan jihad bermakna perjuangan dalam menegakkan risalah Allah.


Makna Hijrah

Hijrah sebagai salah satu prinsip hidup, harus senantiasa kita maknai dengan benar. Secara bahasa hijrah berarti meninggalkan. Seseorang dikatakan hijrah jika telah memenuhi 2 syarat, yaitu, yaitu yang pertama ada sesuatu yang ditinggalkan dan kedua ada sesuatu yang dituju (tujuan). Kedua-duanya ahrus dipenuhi oleh seorang yang berhijrah. Meninggalkan segala hal yang buruk, negative, maksiat, kondisi yang tidak kondisif, menju keadaan yang lebih yang lebih baik, positif dan kondisi yang kondusif untuk menegakkan ajaran Islam.

Dalam realitas sejarah hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan suatu tempat, yaitu adanya peristiwa hijrah Nabi dan para sahabat meninggalkan tepat yang tidak kondisuf untuk berdakwah. Bahkan peristiwa hijrah itulah yang dijadikan dasar umat Islam sebagai permulaan ahun Hijriyah.

Tahun Hiriyah, ditetapkan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Khatab ra, sebagai jawaban atau surat Wali Abu Musa Al-As’ari. Khalifah Umar menetapkan Tahun Hijriyah Kalender Tahun Gajah, Kalender Persia untuk menggantikan penanggalan yang digunakan bangsa Arab sebelumnya, seperti yang berasal dari tahun Gajah, Kalender Persia, Kalender Romawi dan kalender-kalendar lain yang berasal dari tahun peristiwa-peristiwa besar Jahiliyah. Khlifah Umar memilih peristiwa Hijrah sebagai  taqwim Islam, karena Hijrah Rasulullah aw dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah merupakan peristiwa paling monumental dalam perkembangan dakwah.

Secara garis besar hijrah kita bedkan menajdi dua macam yaitu:   

1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meinggalkan suatu tempat. Bebebrapa jenis hijrah maknawiyah, seperti Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.


2. Hijrah Maknawiyah

Secara  maknaiyah hijrah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a. Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Iman bersifat pluktuatif, kadang menguat menuju puncak keyakinan mu’min sejati, kadang pula melemah mendekati kekufuran Iman pula kadang hadir dengan kemurniannya, tetapi kadang pula  bersifat sinkretis, bercampur dengan keyakinan lain mendekati memusyrikan. Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan.

 b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya pemikiran. Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, seolah dunia tanpa batas. Berbagai informasi dan pemikiran dari belahan bumi bisa secara oline kitya akses.
“Rasulullah Saw bersabda: Umatku niscaya akan mengikuti sunan (budaya, pemikiran, tradisi, gaya hidup) orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta-demi sehasta, sehingga mereka masuk ke lubang biawak pasti umatku mengikuti mereka. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah apaakh mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Rasulullah menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka.

 c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya, semau yang ada pada diri kita sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kuarng Islami Banyak hal seperti hiburan, musik, bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola semua pihak luput dari pengaruh nilai-nilai diluar Islam. Kalau kita perhatikan, hiniran dan musik seorang muslim takjauh beda dengan hiburannya para penganut paham permisifisme dan hedonisme, berbau hutra-hura dan senang-senang belaka.

Mode pakain juga tak kalah pentingnya untuk kita hiraukan Hijrah dari pakaian gaya jahiliyah menuju pakaian Islami, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan gaya. Apa fungsi pakaian ? Tak lain hanyalah untuk menutup aurat, bukan justru memamerkan aurat. Ironis memang banyak diantara manusia berpakaian tapi aurat masih terbuka.

 d. Hijrah Sulukiyyah
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag akhlaq. Dalam perjalanannya ahklaq dan kepribadian manusia tidak terlepas dari degradasi dan pergeseran nilai. Pergeseran dari kepribadian mulai (akhlaqul karimah) menuju kepribadian tercela akhlaqul sayyi’ah).

Lima Tips Berhijrah untuk Muslimah

 1. Niat dan Hati yang Ikhlas
Ini adalah hal utama dan pertama yaitu adalah tentang niat, Ketulusan niat, azzam yang benar-benar kuat untuk hijrah,  
2. Bersihkan Hati, Bersihkan Jiwa dan Bersihkan raga.
Terkadang hati kita susah tersentuh oleh hidayah Allah, susah tersentuh oleh nilai-nilai kebenaran adalah ketika hati dan jiwa masih kotor masih ada rasa hasad, dendam, dengki, dongkol serta berbagai macam penyakit hati lainnya. Begitu juga dengan raga kita. Maafkan dan meminta maaf, mengikhlaskan sesuatu yang hilang dan meridhoi adalah cara membersihkan hati, sementara membersihkan harta tentu dengan berzakat, memutuskan semua jalan-jalan rezeki yang haram dan syubhat.

 3. Akrabkan Diri dengan 3 Mutiara Kehidupan
Ada 3 Mutiara kebaikan yang sering dilupakan, banyak orang galau, tak sedikit yang stress, hidupnya risau, tak berketentuan tapi yang dilakukan adalah mencari solusi kemana-mana. Sibuk konsultasi kesana kemari, bahkan proses mencari solusi itu sendiri menambah stressnya. Ada yang dilupakan dan terlupakan yaitu 3 mutiara kehidupan, yang sangat dekat dengan kita, sangat mudah menjangkaunya, 3 mutiara itu adalah Al-Quran, Masjid dan Sejarah-sejarah orang shaleh terdahulu.

4. Berkumpulah dengan orang-orang shaleha.
 Terkadang niat sudah tulus, keinginan sudah kuat untuk menjadi lebih baik, tapi susah banget untuk memulainya, maka hati-hati karena bisa jadi lingkungan kita yang kurang mendukung,

 
5. Hijrah Sekarang tanpa menunda-nunda.
Kebanyakan yang gagal hijrah adalah karena menunda-nunda, setiap kebaikan semestinya disegerakan. Ketika harus bangun subuh tepat waktu biasanya bangun jam setengah tujuh pagi, ketika harus rutin baca Alquran biasanya rutin baca komik, ketika ingin rajin ke masjid biasanya sering kongkow-kongkow bareng teman, mengubah kebiasaan lama dan meninggalkannya  Berat memang, tapi tidak mesti menunggu ringan dulu baru dikerjakan. Paksakan saja, InsyaAllah lama-lama jadi terbiasa, akhirnya jadi biasa lalu jadi kebiasaan.
 
Ya, Itulah 5 Tips Hijrah bagi muslimah, semoga saudari semua jadi makin sholeha, makin baik amalnya dari hari kehari. Silakan dibagikan pada yang lain, semoga makin menyebar kebaikannya.



sumber :
 http://www.dakta.com/news/2947/makna-hijrah-dalam-kehidupan-seorang-muslim
https://www.elmina-id.com/5-tips-hijrah-bagi-muslimah/






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAIKAT TAK MAMPU MENULISKAN PAHALANYA

TIPS AGAR PERIMINTAAN PERTEMANAN KITA DITERIMA

Cara Menghitung Harga Jual