Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai


Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai

Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai,masalah target tidak tercapai,,alasan tidak mencapai target,,kendala tidak mencapai target,,kenapa tidak capai target,,faktor-faktor penyebab tidak tercapainya target penjualan,,alasan target tidak tercapai,,cara mengejar target penjualan,,cara mencapai target kerja

Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai




Bismillahi rahmaniirahim...

Materi 📝
✒ 7 Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai

Saya yakin kita sering membuat goal dalam aktivitas jualan atau bisnis kita.
Mungkin ada yang berhasil, tapi saya yakin sering juga ada yang nggak berhasil.
7 hal ini yang secara umum membuat goal kita nggak tercapai.
meskipun kalau ngobrol face to face, bisa jadi ada banyak hal yang menyebabkan sebuah goal itu nggak tercapai.Biasanya sih begitu kalau di kelas.Baru banyak muncul kalimat, "Ooh...pantesan..."
Baik, kita akan coba bahas sedikit apa saja 7 hal yang membuat goal kita nggak tercapai itu.

PERTAMA : *Enggak Spesifik*
Ada banyak orang yang menginginkan sesuatu, merancang sebuah target tertentu.
"Saya mau punya ini.." "Saya mau bikin itu.."
Tapi ketika ditanya kapan itu akan dicapai, jawabannya nggak jelas.
"Yaa..secepatnya deh."
"InsyaAllah segera." Dan kalimat sejenisnya.

Ketika dibilang, "Bikin tanggalnya mas.."
Jawabannya, "Ya, saya sih ngalir aja deh. Kalau Allah izinkan, insyaAllah tercapai."
Nggak bisa begitu. Ini rencana kita. Kita perlu merancangnya dengan detail. Termasuk kapan rencana itu tercapai.
Tugas kita adalah membuat rencana terbaik, meski akhirnya terserah Allah apakah rencana itu akan tercapai sesuai rencana atau nggak.

Dan salah satu indikator rencana terbaiknya adalah dengan membuat spesifik target waktunya.
Waktu pencapaian itu adalah syarat mensetting pikiran kita.
Pikiran kita, nggak akan bisa memproses sebuah rencana yang nggak detail.
Karena semakin detail kita membuat target waktunya, semakin mudah pikiran kita membuat skenario. Dan uniknya, skenario ini ada 2 :
✓ Skenario yang disadar
✓ Skenario yang nggak disadari

Kita memang nantinya akan membuat skenario yang disadari. Tapi sebenarnya, nggak cuma itu yang berperan. Pikiran kita bisa membuat skenario yang nggak disadari. Nah, yang nggak disadari ini yang sebetulnya paling memengaruhi pencapaian goal kita. Salah satu contoh skenario yang nggak disadari itu ketika kita bangun tidur. Pikiran kita, akan membuat sebuah alarm secara otomatis, kapan waktu kita bangun tidur.
Ketika kita membiasakan tidur di jam 10 malam misalnya, dan bangun jam4 subuh, maka tubuh kita akan terbangun sendiri jam4 subuh setiap hari. Nggak usah pakai alarm pun pasti akan terbangun.

Kenapa? Karena pikiran kita sudah membuat program bangunnya.
Itu pekerjaan pikiran bawah sadar kita. Begitupun dalam membuat sebuah goal.

Saat kita bisa membuat waktunya dengan detail. Tanggal, bulan dan tahunnya jelas, lalu meyakininya, maka pikiran akan membuat sebuah program bawah sadar, agar selanjutnya memilih tindakan-tindakan yang akan mengarahkan kita kepada pencapaian goal itu.

Indera kita juga secara otomatis akan lebih apare melihat peluang-peluangnya.
Saya menyebutnya "Intention creates attention".Intinya, indera kita akan sangat sensitif melihat peluang, ketika goal kita dibikin sangat jelas.
Jadi nggak boleh lagi ada kalimat, "Yaa..secepatnya deh."

KEDUA : *Enggak membuat breakdown-nya dengan detail*

oke, kita sudah bikin goalnya dengan spesifik. Sudah jelas kapan waktu pencapaiannya.
Tapi, seringkali kita nggak membuat breakdown tindakan-tindakannya. Misal : goalnya adalah punya rumah.
Yang sering dilakukan orang biasanya *hanya bekerja keras* untuk mencapai goal itu.

Nggak salah. Cuma belum tepat.
Kenapa? Karena nggak jelas apa yang dimaksud dengan "bekerja keras" itu.
Nggak banyak yang mengerucutkan tindakannya.
Goalnya punya rumah.

Rumahnya mau beli atau bangun? Beli cash misalnya.
Berapa harga rumahnya? 1Miliar.
Oke, pertanyaan selanjutnya, apa saja yang dilakukan untuk memiliki uang 1M ?
Kerja keras. Kerja keras seperti apa?
Kita mengerjakan apa?
Nabung dulu, berapa tabungan yang disiapkan tiap bulan?
Berapa penghasilan yang dibutuhkan untuk bisa menabung?
Berapa lama nabungnya?

Dan pertanyaan lainnya yang mengerucutkan, dan memastikan bahwa kita melakukan tindakan-tindakan yang memang mengarahkan kita pada goal tadi.

Jangan-jangan, kita mengerjakan sesuatu yang justru menjauhkan kita dari goalnya.

KE TIGA : Tidak realistis,Cuma modal yakin*

Oke, goalnya punya rumah harga 1M.
Kapan goalnya akan tercapai? 3 tahun lagi misalnya jawabnya.
3 tahun itu berarti 12x3 = 36 bulan.

Berapa uang yang mesti ditabung?
Sekitar 28juta sebulan. (asumsinya tabungannya tetap angkanya)

Berapa penghasilan yang dibutuhkan untuk bisa menabung 28juta sebulan?
Katakanlah operasional hidup 10juta sebulan. Berarti butuh penghasilan 38juta sebulan.

Berapa penghasilan saat ini?
Ternyata penghasilannya baru 15juta sebulan.

Artinya cuma bisa nabung 5juta sebulan.
Apakah realistis bisa terkumpul 1M dalam 36 bulan ? Logikanya nggak.
"Tapi kan harus yakin bang?"
Iya, yakin harus. Tapi tetap harus realistis.
Kita nggak pernah mengangkat beban 30kg, lalu disuruh angkat beban 100kg, apakah bisa?
Nggak bisa. Mau seyakin apapun, nggak akan bisa.
Kenapa? karena itu nggak sesuai dengan sunnatullah.
Ingat, ada sunnatullah yang perlu dipenuhi dulu sebelum bicara yakin.
Kalau mau angkat beban 100kg, paling nggak, kita terbiasa dulu angkat beban 70kg, 80kg, 90kg, baru coba angkat 100kg.
Kalau cuma bicara yakin, bisa-bisa orang melakukan hal-hal yang justru merusak hidupnya.

Misal seseorang ingin punya penghasilan 100juta sebulan. Tapi dia cuma karyawan yang gajinya hanya 10juta sebulan. Dan cuma punya sumber penghasilan dari situ aja. Apa mungkin punya penghasilan 100juta sebulan? Nggak akan mungkin.

Kalau dia memaksakan hanya mengandalkan gajinya itu, sementara dia butuh penghasilan 100juta sebulan, jangan-jangan dia akan korupsi uang perusahaan. Bahaya!

"Jadi nggak boleh punya keinginan punya rumah 1M ?"
Bukan gitu kesimpulannya.
Itu masuk ke poin selanjutnya.

KETIGA *Nggak realistis. Cuma modal yakin*

Oke, goalnya punya rumah harga 1M.
Kapan goalnya akan tercapai? 3 tahun lagi misalnya jawabnya. 3 tahun itu berarti 12x3 = 36 bulan.

Berapa uang yang mesti ditabung?
Sekitar 28juta sebulan. (asumsinya tabungannya tetap angkanya)
Berapa penghasilan yang dibutuhkan untuk bisa menabung 28juta sebulan?
Katakanlah operasional hidup 10juta sebulan. Berarti butuh penghasilan 38juta sebulan.

Berapa penghasilan saat ini?
Ternyata penghasilannya baru 15juta sebulan.
Artinya cuma bisa nabung 5juta sebulan.
Apakah realistis bisa terkumpul 1M dalam 36 bulan ?
Logikanya nggak. "Tapi kan harus yakin bang?"
Iya, yakin harus. Tapi tetap harus realistis.
Kita nggak pernah mengangkat beban 30kg, lalu disuruh angkat beban 100kg, apakah bisa? Nggak bisa. Mau seyakin apapun, nggak akan bisa.

Kenapa? karena itu nggak sesuai dengan sunnatullah.
Ingat, ada sunnatullah yang perlu dipenuhi dulu sebelum bicara yakin.
Kalau mau angkat beban 100kg, paling nggak, kita terbiasa dulu angkat beban 70kg, 80kg, 90kg, baru coba angkat 100kg.
Kalau cuma bicara yakin, bisa-bisa orang melakukan hal-hal yang justru merusak hidupnya.

Misal seseorang ingin punya penghasilan 100juta sebulan. Tapi dia cuma karyawan yang gajinya hanya 10juta sebulan. Dan cuma punya sumber penghasilan dari situ aja. Apa mungkin punya penghasilan 100juta sebulan? Nggak akan mungkin.

Kalau dia memaksakan hanya mengandalkan gajinya itu, sementara dia butuh penghasilan 100juta sebulan, jangan-jangan dia akan korupsi uang perusahaan. Bahaya!
"Jadi nggak boleh punya keinginan punya rumah 1M ?"
Bukan gitu kesimpulannya. Itu masuk ke poin selanjutnya.

KE EMPAT *Nggak punya resources*

Jadi, silakan saja kalau mau punya target rumah seharga 1M.
Tapi dia perlu tanya dulu pada dirinya, "Punya resources apa untuk mencapai target itu?"
resources itu sumber daya.
Apa orang bisa mengangkat mobil dengan tangan kosong untuk mengganti ban mobil yang bocor? Kalau dia nggak pernah berlatih, logikanya nggak akan bisa. Maka dia perlu punya resources. Apa resourcesnya? salah satunya dia perlu beli dongkrak. Atau punya temen yang punya dongkrak. Atau punya 100 orang yang bisa disuruhnya mengangkat mobil itu.

Itu resources untuk mengganti ban mobil
Nah, apa resources yang dibutuhkan untuk punya rumah seharga 1M ?
Misal : dia bikin sebuah bisnis, tim penjualannya bagus, kompetensi timnya keren. Oke, berarti dia sudah punya resources. Soal nanti apakah resourcesnya cukup atau nggak, tinggal dievaluasi saja lagi.
Jadi, jangan kayak orang yang kena demam training motivasi. Semua dia bilang BISA! Yakin bisa! Tapi nggak jelas caranya, nggak jelas dia punya alat apa untuk mencapai goalnya itu.

KELIMA *Nggak dibawah kendali dirinya*

Yang kelima, yang membuat orang nggak mencapai goalnya adalah
Seseorang punya goal, tapi goalnya itu nggak dibawah kendali dirinya.Goal rumah 1M tadi, misalnya bisa dicapai ketika dia punya kran penghasilan dari bisnis. Tapi ternyata, dia nggak memungkinkan punya bisnis. Mungkin karena dia kehabisan waktu mengurus pekerjaannya di kantornya. Atau mungkin karena dia memang nggak mau punya sebuah bisnis. Atau dia nggak diizinkan punya bisnis oleh orangtuanya.

Kita bisa bilang goal itu nggak dibawah kendali dirinya.
Apa yang perlu dilakukan?
Cuma 2 kayaknya yang perlu dilakukan : ubah goalnya, atau ubah kondisinya. Soal gimana caranya, itu yang perlu dipikirkan selanjutnya.

KEENAM *Nggak membuat progress perkembangan & feedback*

Kebanyakan orang memang sudah bikin goal. Tapi nggak semua bisa mencapai goalnya, karena rupanya nggak pernah membuat progres perkembangannya.

Tindakan-tindakan yang sudah di breakdown tadi, seharusnya bisa dievaluasi progresnya.
Katakanlah ketika saya bikin buku.
Saya perlu membuat sebuah timeline.
- Kapan naskah harus tuntas?
- Kapan mulai naik cetak?
- Kapan mulai rekrutmen reseller?
- Kapan mulai memasarkan?
- Kapan beres cetaknya?
dan lain sebagainya.

Makanya di kelas MTM for Business itu, ketika bahasan "mendesain outcome(goal setting)" kita coba bikin estimasi waktunya. kapan akan melakukan apa? Biar kita punya bayangan yang jelas. Biar kita nggak buang-buang waktu.

Saya berpikir, kenapa orang-orang barat itu akhirnya punya slogan "time is money", mungkin karena mereka terbiasa melakukan semuanya secara runut & detail. Jadi benar-benar efektif waktu yang dihabiskannya.
Makanya juga saya sering bilang, "Jangan sampai kita menghabiskan umur kita untuk mencari uang."
Emang mau seumur hidup nyari uang ?
Kalau pernah baca buku pak Syafii Antonio yang judulnya Muhammad Super Leader Super Manager itu, kita akan melihat timeline hidup Rasulullah. Kapan masa Rasulullah mencari uang, dan kapan masa pensiunnya. Perlu ada masa dimana kita nggak perlu nyari uang lagi. Tapi uang yang nyari kita.

KETUJUH *Nggak komitmen dengan goalnya*

Yang ini nggak usah dibahas lah ya. Udah sama-sama tau kayaknya kita. Ini yang jadi PR besar kita. Bikin goal lalu komit mencapai goal itu, nampaknya masih jadi masalah terbesar kita.
Makanya di lembar bahasan "merancang outcome", selalu ada pertanyaan, "seberapa besar nilai komitmen anda untuk mencapai tujuan anda?"

Untuk bisa punya komitmen, kita perlu alasan yang sangat kuat, mengapa kita perlu, butuh mencapai goal itu. Kalau nggak jelas alasannya, ya goal hanya akan jadi hiasan di atas kertas saja. Nggak akan jadi apa-apa.

Sekian. Semoga bermanfaat.

Sumber : Ki jendral Nasution Mantra coverselling


Hal yang membuat Goal kita tidak tercapai



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALAIKAT TAK MAMPU MENULISKAN PAHALANYA

TIPS AGAR PERIMINTAAN PERTEMANAN KITA DITERIMA

Cara Menghitung Harga Jual